Ceramah tentang Hijab
Nama
: Hesta Anggia Sari
Kelas
: XI MIA 8
HAKIKAT
DAN SYARIAT BERHIJAB
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yang Terhormat, Ummi dewan juri, serta Saudari-saudariku
yang berbahagia.
Sebelumnya marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah
Swt., berkat rahmat dan hidayahnya, kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam
keadaan sehat wal ‘afiat. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw., yang kita nantikan syafaatnya kelak di
yaumul qiyyamah, Allahuma Amiin.
Baiklah di sini, saya Hesta Anggia Sari dari XI MIA 8 akan
menyampaikan ceramah dengan tema “Hakikat dan Syariat berhijab”
“Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan hijab ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Saudari-saudariku
yang saya sayangi
Apa
sesungguhnya hijab atau jilbab itu?
Hijab berarti
menutupi. Menutupi segala hal yang tidak seharusnya nampak dan yang tidak seharusnya
dilihat oleh orang lain yang bukan makhrom.
Berhijab, wajib
dilakukan oleh semua wanita beriman. Sama halnya
seperti sholat, puasa, zakat, berbakti kepada orang tua, kesemua perintah akan
hal-hal tersebut datang langsung dari Allah Swt, dan wajib untuk kita taati
sebagai seorang muslim.
Mungkin kita
sering mendengar ungkapan dari paradigma masyarakat mengenai hijab, “Untuk apa
berhijab kalau kelakuan masih buruk. Hijabi dulu hati, baru
kepala...” Ukhti-ukhti
yang saya sayangi karena Allah, paradigma masyarakat tentang hijab yang seperti
itu tidaklah benar. Mari kita bedakan perintah dengan akhlak. Perintah untuk
berhijab itu turun langsung dari Allah swt, yang mana hal itu wajib untuk ditaati oleh wanita muslim, tidak
memandang kepada tingkat keimanannya. Sedangkan perilaku pemakai hijab itu
berhubungan dengan akhlak si manusianya. Ketika seseorang berbakti kepada orang
tua, tetapi masih berkelakuan buruk. Apakah kita juga akan tidak berbakti
kepada orang tua? Ketika seseorang mengerjakan sholat tapi masih berbuat
kemungkaran, apakah kita juga tidak akan mendirikan sholat?
Ukhti-ukhti ukhibukillah,
Mari kita
renungkan paradigma dari masyarakat tentang hijab tadi, yang berhijab saja
masih belum tentu baik, apalagi yang tidak berhijab? Yang
jelas-jelas sudah melanggar satu perintah wajib dari Allah swt.
Untuk itu,
marilah kita menambah ketaatan kita kepada Allah dengan menjalankan salah satu
perintah wajib-Nya, yaitu berhijab. Tetapi
layaknya helm yang melindungi kepala kita di dunia, hijab yang akan melindungi
kita dari fana-nya dunia serta panasnya neraka juga memiliki standar. Diantaranya
:
Menutupi aurat, dengan
batasan seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Tidak ketat dan
tidak menerawang, maksudnya tidak menampakkan lekukan bentuk tubuh. Poin inilah
yang sering menjadi sorotan. Berjilbab tapi telanjang. Mereka mengenakan jilbab
tetapi masih menampakkan bentuk tubuh mereka. Dan menurut H.R Muslim, berjilbab
tapi telanjang adalah salah satu dari golongan penghuni neraka.
Kemudian, tidak
menyerupai pakaian lelaki, tidak berlebihan, serta tidak menyerupai pakaian
wanita kafir.
Saudari-saudariku
yang saya sayangi, mari kita bersama-sama mengulurkan hijab kita sebagai salah
satu bentuk ketaatan kita kepada-Nya. dan untuk
yang sudah mulai berhijab, sudah standarkah hijab yang kita kenakan? Mari kita
sempurnakan hijab kita sesuai syariat-Nya.
Teman-teman sekalian, cukup sekian ceramah singkat dari saya.
Semoga dapat kita ambil sisi positif dari apa yang telah saya sampaikan, kurang
lebihnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi, jilbab bukan pertanda
kita telah sempurna, melainkan bukti tekad menyempurnakan cinta kita
kepada-Nya. Yang berjilbab mungkin belum tentu berakhlak mulia, tetapi yang
berakhlak mulia pasti mengulurkan hijabnya.
“Karena jilbabmu aku terpaku, cermin taqwa iman di dadamu”
La tahzan for hijabers.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
izin share yaaaa
BalasHapus