Contoh Autobiografi



TUGAS BAHASA INDONESIA
AUTOBIOGRAFI


Oleh :
Hesta Anggia Sari
X.MIA.8


SMAN 1 KOTAGAJAH
2014/2015

Hesta Anggia Sari


Hesta Anggia Sari lahir pada 23 Desember 1999, di Desa Nambahrejo, Lampung Tengah, Lampung. Dia terlahir dari keluarga sederhana, dengan ayah bernama Ngadiman, Ibu Wiji Rahayu, dan satu saudara laki-laki yang bernama Brilliant Putra Rahman. Gadis yang akrab disapa Hesta atau Ita ini sedang menekuni pendidikannya di SMA Negeri 1 Kotagajah semester kedua.
Perjalanan hidupnya penuh dengan berbagai gelombang. Ada kalanya ia berada pada titik sukses, tak jarang pula ia berada pada titik kegagalan. Semua titik itu tetap ia lewati dengan penuh semangat.  Ita bukanlah anak yang manja. Sedari TK ia sudah belajar mandiri. Ketika ia berusia 4 tahun, Ibunya jatuh sakit, selama kurang lebih satu tahun. Sakit yang diderita Beliau tidak terprediksi oleh medis. Susah buang air kecil, itu yang Beliau rasakan. Selama TK, ia dan keluarganya sempat berpindah ke kediaman Neneknya di Desa Sritejokencono. Kepindahannya itu bertujuan agar ada yang merawat Ita selama Ibunya sakit. Alhamdulillah, saat ini Beliau sudah sembuh kembali.
Ia cukup pandai dalam bidang akademik. Pada usia 4 tahun, dia sudah bisa membaca dan berhitung. Itu salah satu pertimbangan para pengajar TK PGRI Nambahrejo, untuk memperbolehkannya melanjutkan ke Sekolah Dasar. Ita adalah lulusan termuda di TK PGRI se-angkatannya.
Setelah lulus dari TK PGRI Nambahrejo, ia melanjutkan sekolahnya ke SD Negeri 1 Nambahrejo. Pada tingkat SD inilah bakatnya mulai ter-eksplorasi. Dia tertarik dalam bidang seni, dan lebih menonjol pada bagian olah vokal. Bidang seni yang tidak ia suka adalah bidang  grafis. Ia kurang mampu mengekspresikan sesuatu dengan gambar atau visual.
Pada pendidikan dasar, sudah banyak prestasi yang ia raih. Ia selalu menjadi bintang kelas dari kelas I sampai kelas VI SD. Ketika ia duduk di bangku kelas III, ia berhasil menjadi juara umum pada Pelatihan Dokter Kecil se-Kecamatan Kotagajah. Keberhasilannya itu ia peroleh dengan kerja keras dan keseriusan dalam menjalani pelatihan.
Tidak hanya itu, beranjak ke kelas V SD, dia mengikuti seleksi Jambore Penggalang. Meskipun ia hanya lolos sampai tingkat kabupaten, bersama rekan-rekan se-kontingennya yang lain, ia berhasil menjunjung tinggi nama Kwartir Cabang Kotagajah dengan banyaknya piala yang didapat selama pelaksanaan Jambore Penggalang se-Lampung Tengah tersebut. Kegiatan yang berlangsung selama satu minggu itu memberikan banyak pengalaman untuknya. Berlatih mandiri, kepercayaan diri, dan juga melatih kebersamaan.
Ita juga mendalami berbagai bidang akademik. Di antaranya Matematika dan Pengetahuan Alam. Sewaktu masih duduk di bangku kelas V, dia mendalami bidang matematika. Dalam ajang seleksi tim OS2N tingkat SD, ia mengikuti seleksi itu sampai ke tingkat Provinsi. Kegagalannya untuk sampai ke tingkat Nasional bukan alasan untuk menyerah dalam meraih prestasi. Ia terus berusaha untuk melebarkan sayap dalam menggapai asa.
Selain hal-hal tadi, kemampuannya dalam pelajaran Bahasa Inggris juga cukup baik. Dalam aspek berbicara (speaking), ia pernah menjadi juara pertama dalam lomba pidato Berbahasa inggris tingkat SD. Atas keberhasilannya itu, dia mendapat penghargaan dari Bapak Camat Kotagajah selepas ia menyampaikan ulang pidatonya pada peringatan Hari Guru dan PGRI Nasional di halaman Gedung PGRI Kecamatan Kotagajah. Dalam bidang pelajaran lain, ia juga pernah menjadi juara ke-2 pada perlombaan Da’iyah yang diadakan oleh Tim KKS STAI Metro pada tahun 2009.
Tidak hanya hal manis saja yang ia rasakan selama menjalani pendidikan di sekolah ini, sempat pula ia merasakan hal-hal pahit. Menurutnya, hal terburuk yang pernah ia alami, selama bersekolah di SD Negeri 1 Nambahrejo adalah saat ia sempat dituduh mencuri buku oleh teman-temannya. Ia yang merasa tidak bersalah hanya mengabaikan tuduhan itu. Lebih dari satu minggu ia dijauhi temannya. Ketika kebenaran terungkap, tanpa diminta semua orang yang sempat menjauhinya langsung meminta maaf, dan semua kembali bersahabat. Itulah salah satu buah dari kesabaran yang telah ia cicipi.
Ia menyelesaikan pendidikan dasar selama 6 tahun. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Kotagajah, ketika ia berusia 11 tahun. Selama 3 tahun bersekolah di SMP Negeri 1 Kotagajah, ia juga masih terus mengukir prestasi.
Di semester awal, ia sudah aktif dalam berbagai macam lomba. Ia kembali mendapatkan juara pada lomba pidato Berbahasa Inggris tingkat SLTP yang diselenggarakan oleh Kecamatan Kotagajah. Tapi kali ini ia mendapat juara kedua. Sedangkan yang mendapat juara pertama dalam lomba itu adalah kakak kelasnya sendiri.
Beranjak ke kelas VIII, di sinilah ia mulai mengeksplorasi bakatnya dalam bidang olah vokal. Ita bergabung ke grup musik sekolah, cabang vokal grup. Bersama keempat rekannya, ia berhasil mengibarkan nama SMP Negeri 1 Kotagajah hampir di seluruh penjuru Lampung. Bersinarnya grup vokal yang ia jalankan berawal dari kemenangan mereka dalam mengikuti lomba vokal grup se-Provinsi Lampung yang di selenggarakan oleh SMK Teladan Metro. Mereka berhasil membawa gelar juara pertama, mengalahkan para peserta yang tak kalah hebat dalam dunia musik, khususnya olah vokal.
Perjalanannya dalam dunia vokal tidak berhenti sampai di situ. Dalam ajang FLS2N, ia dan rekan-rekannya ikut andil dalam cabang lomba vokal grup. Amat disayangkan, karena penilaian yang subjektif dari salah satu juri, di tingkat Kabupaten Lampung Tengah mereka hanya berhasil membawa gelar juara 2. Karena ke-subjektifan juri yang akhirnya terungkap, wakil dari Kabupaten Lampung Tengah cabang vokal grup di tingkat Provinsi langsung dikenakan diskualifikasi. Kegagalan Ita dan rekan-rekannya saat itu pastilah menimbulkan rasa kesal yang mendalam. Tapi mereka tetap berusaha untuk terus  mengembangkan prestasi-prestasi dalam bidang olah vokal.
Di kelas VIII ini, ia juga mulai mengeksplorasi bakatnya di bidang pelajaran Fisika. Ia mengikuti OS2K Fisika, tapi ia gagal. Kegagalan ini bermula karena ia terlalu fokus pada FLS2N yang juga ia ikuti. Tetapi hal itu justru ia jadikan semangat atau motivasi untuk tidak mengulang  kesalahan yang menjadikannya terjatuh kala itu.
Pada bidang lain, Ita adalah sosok dengan jiwa pemimpin yang tinggi. Sejak kelas VII ia sudah aktif dalam organisasi OSIS, dan ketika ia duduk di bangku kelas VIII, ia dicalonkan sebagai Pengurus Inti OSIS. Ia terpilih sebagai Sekretaris 1. Tetapi, dengan berjalannya waktu, Ketua OSIS dan Wakil yang terpilih tidak sanggup menjalankan tugasnya. Akhirnya ialah yang merangkap jabatan sebagai Ketua OSIS dan Sekretaris 1. Hal tersebut tidak membuatnya kewalahan. Ia masih bisa membagi waktunya untuk organisasi, belajar, dan terus berprestasi.
Kegiatannya di OSIS membawa ia mengenal dunia luar. Banyak seminar dan pertemuan-pertemuan yang ia ikuti sebagai wakil dari sekolahnya. Tak ayal, banyak orang yang mengenalnya. Satu sekolah, tidak ada yang tidak mengenal sosok Hesta Anggia Sari.
Pada jenjang terakhir, kelas IX, ia masih terus mengembangkan prestasi. Ia sering mengikuti Olimpiade Matematika Nasional yang diselenggarakan oleh beberapa universitas ternama di Indonesia. Pada seleksi regional, ia masuk dalam peringkat 10 besar. Tapi sayangnya, ia belum berhasil sampai ke tingkat nasional.
Beralih ke bidang lain, ia juga menjadi wakil sekolah dalam seminar Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) se-Lampung Tengah di Bandar Jaya. Ia berhasil mengikuti seminar dengan baik, dan mendapatkan uang pembinaan, juga disertai paket buku tentang kebahasaan, termasuk Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Pada pengadaan Lomba Praktikum Fisika di sekolahnya, ia berhasil menjadi juara pertama dalam lomba tersebut. Lomba Praktikum tentang perakitan amperemeter itu berhasil ia menangkan dengan keseriusannya berlatih hingga mencapai kesuksesan.
Kelas IX tidak asing lagi dengan latihan-latihan ujian, Try out, dan lain sebagainya. Sempat ia mengikuti Try out yang diselenggarakan oleh LPK Airlangga yang bekerja sama dengan SMK Wiratama. Hasilnya, ia masuk dalam 5 besar nilai Try Out tertinggi. Ia mendapat uang pembinaan dari keberhasilannya itu.
Meskipun tengah disibukkan dengan latihan-latihan ujian dan semacamnya, ia masih terus aktif dalam organisasi. Ita bergabung dalam organisasi Risma (Remaja Islam Masjid) di desanya, dan turut andil menjadi ketua  Rismawati (ketua risma akhwat/perempuan). Masih di jalur yang sama, di organisasi ini ia menjadi vokalis qasidah, tak berpindah dari bakat vokalnya.
Bersama dengan rekan-rekan Rismawan dan Rismawati yang lainnya, ia telah berhasil mensukseskan berbagai macam acara. Acara terbesar yang berhasil  ia sukseskan yaitu Pengajian Akbar, diikuti oleh Rismawan-Rismawati se-Lampung Tengah serta jamaah pengajian Al-Hidayah kecamatan Kotagajah. Dengan kerja keras, kekompakan, dan dengan bantuan Allah, acara besar tersebut dapat terlaksana sesuai rencana.
Perjalanan panjang selama kurang lebih tiga tahun telah berkahir. Ita berhasil lulus dengan nilai UN yang cukup memuaskan. Selama tiga tahun pula, ia berhasil mempertahankan peringkat 1 umum. Pada hari perpisahan, selepas ia memberi sambutan sebagai wakil dari kelas IX, tamu undangan banyak yang memberinya apresiasi. Atas segala prestasinya selama berada di SMP Negeri 1 Kotagajah, pihak sekolah memberinya penghargaan dalam acara pelepasan itu. Kedua orang tuanya merasa bangga mendampingi putri tercintanya berdiri di atas pentas, memegang sebuah trophy, selendang tapis tanda alumni, serta piagam penghargaan dari sekolah.
Setelah lulus dari SMP Negeri 1 Kotagajah, semula ia berniat melanjutkan pendidikannya ke SMAN 1 Metro. Ia hanya butuh menunggu, melihat naik-turunnya peringkat pendaftarannya melalui website yang ada. Tapi, mungkin itu bukan jalannya. Kedua orang tuanya, dengan berbagai alasan tidak menyetujui putrinya itu untuk melanjutkan ke SMAN 1 Metro, alhasil ia mencabut berkas yang telah ia daftarkan. Kedua orang tuanya menginginkannya mendaftar ke SMAN 1 Kotagajah, ia pun menurutinya.
Pendaftaran sudah pada hari ke-dua. Nomor pendaftan 515 ada di tangannya. Saat melaksanakan tes seleksi, ia mengerjakan semua soal yang diujikan dengan sungguh-sungguh. Soal yang berjumlah 100 nomor itu berhasil ia selesaikan dengan baik. Di hari pengumuman penerimaan siswa baru, ia amat terkejut bercampur senang, karena berhasil berada pada urutan pertama. Seketika itu ia langsung bersujud syukur kepada Allah.
Di SMAN 1 Kotagajah ini, ia masuk di kelas unggulan, yaitu X.MIA.8. Di sinilah ia mulai menjalani masa putih abu-abunya. Berkawan dengan orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda-beda pula.
Selama hampir dua semester ini, ia mulai mengembangkan prestasinya. Bakatnya dalam dunia vokal tetap ia jalankan. Ia pernah menjadi juara pertama lomba solo yang diadakan oleh organisasi Japaness Club SMAN 1 Kotagajah. Ia yakin, ini adalah awal yang baik untuk kedepannya. Di bidang yang lain, dari organisasi Rohis SMAN 1 Kotagajah, ia juga menjadi juara pertama dalam lomba Daiyah antar kelas. Semua keberhasilannya, sekali lagi ia peroleh dengan kerja keras, latihan yang sungguh-sungguh, serta restu dari Allah dan kedua orang tuanya. Satu motivasi yang selalu ia pegang selama ini, “melakukan yang terbaik untuk hasil terbaik, dan tetap berdoa kepada Yang Maha Kuasa”, sebuah motto hidup yang bagus.
Hidup berawal dari mimpi. Istilah itu benar adanya. Ketika kita ingin sukses, kita harus berani bermimpi besar. Begitu pula dengannya, ia selalu yakin atas akan terwujudnya semua mimpi dan angan yang ada pada benaknya. Mimpi-mimpinya saat ini, ia ingin menjadi bintang yang bersinar di SMAN 1 Kotagajah, membanggakan kedua orang tuanya, meraih prestasi-prestasi yang sudah menunggunya di ujung jalan,  lolos ke perguruan tinggi yang ia harapkan, memajukan negeri tercinta di segala aspek, dan masih banyak lagi mimpi-mimpi besar yang ingin dan akan ia rengkuh. Semoga saja semua mimpinya bisa terwujud.

Komentar